Jumat, 18 Februari 2011

Serial Hypnosis : Tips Induksi, Deepening dan Trance


Tips induksi dalam menghadapi suyet dlm berbagai kondisi 

Klien datang dalam segala bentuk dan ukuran yang berbeda dengan banyak tipe  kepribadian yang berbeda. Di bawah ini adalah daftar seperti yang dianjurkan oleh  Havens dan Walters dalam "Hypnotherapy Scripts" yang oleh cara adalah teks yang luar  biasa, untuk memilih jenis induksi untuk klien tertentu berdasarkan pengalaman  sebelumnya dengan klien trans, dan kepribadian. 


Kategori I Jika klien Anda belum pernah mengalami trans sebelum dan tampaknya  cukup santai dan koperasi, gunakan Standar Dasar Hypnotic Induction. 
Kategori II Jika klien Anda adalah kompulsif, kaku atau sangat dikontrol, gunakan 
Confusion Induction. 
Kategori III Jika klien Anda gelisah, takut atau terganggu, gunakan Conversational 
Induction. 
Kategori IV Jika klien Anda adalah sedikit cemas dan ruangan yang berisik, gunakan 
Naturalistik Induksi. 
Kategori V Jika klien Anda mengalami hipnosis sebelumnya dan pengalaman yang  positif, menggunakan Revivification Induction. 
Kategori VI Jika klien Anda belum pernah mengalami proses hipnotis formal, tetapi  dapat mengingat mengalami trans-negara seperti di beberapa situasi (misalnya jogging,  meditasi, mengemudi), menggunakan Induksi Simulasi. 
Kategori VII Jika klien Anda mencari demonstrasi kekuatan hipnosis untuk meyakinkan,  atau bukti bahwa hal itu dapat dan akan membantu, gunakan Arm Levitation or Eye  Closure Ratification Induction. 
Kategori VIII Jika klien Anda adalah subjek yang berpengalaman yang bersedia dan  mampu masuk trance dengan mudah, gunakan Brief Induksi. 
Kategori IX Jika tujuan Anda adalah untuk membantu orang belajar bagaimana  menggunakan self hypnosis, menggunakan Proses Pelatihan Self Hypnosis.  

DEEPENING 

DEEPENING DAN ISOLASI 

Ada banyak sekali teknik deepening dan isolasi. Untuk   mempermudah penggunaannya maka saya menggabung kedua teknik ini   menjadi satu. Dengan teknik dalam buku ini maka anda mampu mempelajari   satu teknik yang mempunyai fungsi ganda yaitu memperdalam trance dan   mengurangi gangguan dari lingkungan luar.  

TANGAN JATUH  

Tekinik Tangan Jatuh mempunyai banyak sekali fungsi antara lain   untuk melihat kedalaman trance klien, memastikan klien mengerti cara   mengistirahatkan tubuhnya, sebagai  sarana deepening yang baik. Contoh   yang saya pakai adalah klien dalam keadaan duduk. Pegang tangan klien dan   angkat, goyangkan lalu jatuhkan.   

Ulangi terus proses ini sampai tangan klien jatuh terkulai lemas ke   bawah. Anda bisa melakukan teknik ini pada salah satu atau kedua tangan   klien secara bergantian. Gunakan kalimat :     

Biarkan tangan anda lemas tanpa tenaga  
Saya angkat tangan anda     (angkat dan goyangkan lembut tangan klien)     
Anda hanya memperhatikan kata-kata saya  
Nanti saat saya jatuhkan tangan anda, biarkan tangan anda jatuh   terkulai lemas tanpa tenaga   Terkulai lemas seperti kain yang basah  
Dan saat tangan anda menyentuh pangkuan anda, anda masuki  alam   tidur sepuluh kali lebih lelap dari sebelumnya     (jatuhkan tangan klien) 
Tidurlah lebih lelap dari sebelumnya  
Semakin lelap, semakin lelap  

Klien yang sudah mencapai trance terlihat dari gerakan tangannya   yang lemas tanpa tenaga saat anda jatuhkan. Sedangkan bila gerakan jatuh   tangan klien secara perlahan-lahan atau bahkan cenderung seperti ditahan   berarti klien belum mencapai trance atau kurang memahami kalimat anda,   untuk itu ulangi terus teknik ini untuk mengajarkan klien mengistirahatkan   tubuhnya sehingga memudahlkan proses menuju trance  

ANGKA  RELAKSASI  

Teknik Angka Relaksasi menggunakan kebalikan dari terminasi.  
Dalam terminasi pada umumnya digunakan hitungan angka naik untuk   kembali ke kesadaran normal sedangkan untuk melakukan deepening kita   bisa menggunakan hitungan mundur sebagaimana contoh di baawah ini.  

Saya hitung mundur dari tiga, dua dan satu  
Pada tiap hitungan mundur anda masuki alam tidur yang jauh lebih   dalam, lebih nyenyak dari sebelumnya   Satu,  
Masuki alam tidur SERATUS KALI lebih lelap, lebih dalam dari   sebelumnya   Semakin lelap, semakin dalam  
Dua,   
Masuki alam tidur SERATUS KALI lebih lelap, lebih dalam dari   sebelumnya   Semakin lelap, semakin dalam  
Tiga,  
Masuki alam tid   r SERATUS KALI lebih lelap dari sebelumnya   Tidur lelap dengan tetap mendengar suara saya  
Suara lain selain suara saya hanya membuat anda semakin lelap,   semakin lelap  

TRANCE 

INDIKATOR TRANCE 

Ada  dua  kategori  indikator  trance  yang  umumnya ditemui dalam setiap proses  hipnosis: indikasi perilaku dan  indikasi  emosional.  Keduanya  saling mempengaruhi  dan menciptakan bukti fisik yang dapat dilihat  oleh mata  telanjang  asalkan  Anda  tahu   harus melihat kemana. Karena  minimnya  gerakan  tubuh  dari  subyek,  maka Anda   perlu  mengembangkan  kemampuan  observasi Anda,  sebagaimana  terus  mengingatkan   diri  bahwa setiap  orang memberikan  respon  yang  berbeda-beda.Berikut  adalah  daftar   hal-hal  yang  perlu  Anda perhatikan.  Sambil  membaca,  coba  ingat  baik-baik  pengalaman hipnosis Anda di halaman sebelumnya.   

Terfokus,  nyaman,  gerakan  tubuh minim.  Subyek  terlihat  berada  dalam  kondisi   yang   begitu  rileks,  sekalipun  perhatiannya  terfokus  pada  sebuah  titik  yang  sudah   disepakati   ataupun suara sang hipnotis. Bola mata tidak bergerak sebebas biasanya, seolah-olah  terkunci   dan  terlihat  kering.  Ukuran  pupil  subyek,  yakni  bagian  hitam  di  tengah  bola   matanya,   cenderung berubah membesar seiring mereka rileks, masuk ke dalam trance.    

Kelopak mata  berkedut,  bergerak  layu.  Ini  dimulai  dengan  perubahan  refleks   kedipan    mata,  semakin melambat  sampai  akhirnya  nyaris  tidak  berkedip  sama  sekali  atau   disebut   mengalami proses katalepsi. Bila ini terjadi, arahkan klien untuk menutup matanya agar  dapat   merasa nyaman dan meluncur ke trance yang lebih dalam.   

Fitur  wajah  mengendur.  Kulit  dan  struktur  wajah  klien  akan  berubah  menjadi   lebih   mengendur, simetris dan seimbang, seperti seseorang yang sedang  tidur. Kadang klien   juga   mengalami  kedutan  otomatis  pada  otot  wajah mereka  sebagai  indikator  tubuhnya   sedang   melakukan proses relaksasi.  

Lambat atau tidak bisa menjawab. Ini sangat umum terjadi bila klien berada pada  tingkat   trance yang dalam. Mulai dari membutuhkan waktu  lama untuk merespon, sampai tidak  bisa   dikejutkan  oleh  suara-suara  yang  keras.  Satu  hal  lain  yang  terkait  adalah  klien   sering  
melakukan refleks menelan udara atau liur lebih banyak daripada biasanya.   

Perubahan warna  dan  suhu  badan menurun.  Ini  cukup  halus,  namun  dapat   dideteksi   dengan  baik.  Ketika  klien masuk  dalam  trance,  darah mengalir  lebih  bebas  sehingga   kulit   terlihat  lebih  berwarna  atau  gelap,  terutama  di  bagian  tangan  dan  wajah.  Kadang   kebalikannya  terjadi,  kulit  menjadi  lebih  pucat  karena  darah  melalui  pembuluh  itu   terlalu   cepat. Kedua respon ini normal dan dapat terjadi bergantian.  

Denyut  nadi  melambat.  Hal  ini  dapat  diamati  tanpa  perlu  menyentuh  klien,   yakni   memperhatikan  denyutan  halus  yang  ada  di  sisi  leher  di  bawah  dagunya.  Pada   saat-saat   tertentu,  denyut  tersebut  dapat  sejenak meningkat  kecepatannya,  khususnya  apabila   klien   sedang mengalami imajinasi yang melibatkan ketegangan, semangat, atau rasa takut.   

Trance Level Test 

Trance level test adalah pengamatan hypnotist untuk mengetahui gelombang otak yang  aktif pada klien saat proses hypnosis sehingga hypnotist bisa melakukan langkah-langkah  yang seharusnya diambil. Trance level test merupakan bagian sangat penting yang harus  dikuasai sebelum mempelajari urutan proses hypnosis. Dengan penguasaan trance level  test yang baik kita bisa melihat klien saat masih sadar, trance, “pura-pura” trance, atau 
bahkan tertidur. 

Berikut ini adalah ciri-ciri klien saat mengalami berbagai gelombang : 

1. Gelombang Beta 
Mata mulai tertutup 
Kelopak mata berkedip-kedip 
Klien mengikuti instruksi hypnotist 
Pernapasan dada 

2. Gelombang Alpha 
Kelopak mata tenang ( pedoman pasti ) 
Relaksasi persendian tangan, kaki dan leher 
Pernapasan dada ( pelan dan dalam ) 
Mampu menerima gambaran mental yang diberikan hypnotist dengan lebih jelas 

3. Gelombang Theta 
Pernapasan perut ( pedoman pasti ) 
Relaksasi pada rahang ( terbuka ) 
Mata dan hidung mengeluarkan cairan bening (jarang terjadi) 
Terlihat seperti orang tertidur pulas tetapi mampu merespon kalimat dari  hypnotist dengan lebih baik 
Pada Theta yang sangat dalam klien bisa mempertahankan trance dengan mata  terbuka / somnambulisme 
Terjadi kemampuan mengingat yang berkembang sangat pesat / hipermnesia 

4. Gelombang Delta 
Rapport terputus 
Tidur sesungguhnya 

Seringkali terdapat gejala REM (Rapid Eye Movement) yaitu kelopak mata klien  bergetar dengan sangat cepat. Keadaan REM biasanya terjadi saat klien berada di  perbatasan Beta dan Alpha atau sudah dalam kondisi trance saat klien mengalami luapan  emosi yang sangat kuat, lakukan deepening untuk mengatasinya. 

Kesalahan dalam pengamatan trance level test bisa menyebabkan klien terlepas dari  keadaan hypnosis dan tentu saja mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan hypnosis. 
Trance hypnosis bisa dicapai dengan berbagai cara. Dari Beta gelombang otak bisa  diturunkan menuju Alpha, Theta bahkan Delta maka sebaliknya dari gelombang Delta  kita bisa menaikkan menuju Theta, Alpha maupun Beta.